Skip to main content

Sebab-Sebab Kenakalan Pada Anak dan Cara Penanggulangannya

Sebab - Sebab Kenakalan Pada Anak dan Penanggulangannya

Hari ini, insyaallah penulis ingin menuliskan sebab-sebab kenakalan yang terjadi pada anak dan bagaimana cara untuk menanggulangi kenakalan tersebut. Penulis mengambil rujukannya dari buku Tarbiyatul aulad fil islam yang ditulis oleh ulama yang cerdas yakni Dr. Abdullah Nasih Ulwan. Pada jilid pertama pada pasal 4 dijelaskan mengenai sebab-sebab kenakalan pada anak dan penanggulangannya. Dr. Abdullah Nasih Ulwan menjelaskan ada 10 sebab.
Insyallah penulis akan bahas satu persatu mengenai sebab-sebab yang mempengaruhi anak menjadi nakal dan bagaimana sih cara untuk menanggulangi bila terjadi kenakalan tersebut.

Sebab yang pertama yakni kemiskinan yang menerpa keluarga.
Kemiskinan yang dialami oleh suatu keluarga menjadi sebab pertama, hal ini dapat terjadi karena anak tiada dapat menikmati makanan dan kebutuhan hidupnya. Tidak ada orang yang dapat menunjang kebutuhan hidupnya, lingkungan tempat tinggal anak juga termasuk dalam lingkungan yang sama, karena hal itu lah anak akan memilih untuk meninggalkan rumah untuk mencari uang guna memenuhi kebutuhan hidupnya. Padahal, ketika anak melakukan hal demikian, itu akan membuat anak mudah untuk dipengaruhi lingkungan tempat ia mencari uang, terlebih jika lingkungannya tidak baik, bisa mengancan anak tersebut.
Padahal, agama Islam telah memerintahkan untuk menanggulangi kemiskinan. Misalnya dengan memberikan lapangan pekerjaan, memberikan upah yang sesuai, memberikan santunan untuk membatu meringankan biaya hidup, memberikan perlindungan kepada anak yatim, piatu janda, dan orang tua jompo. Agama Islam memerintahkan hal demikian untuk memelihara kehormatan mereka, mewujudkan keinginan mereka ke arah yang baik yang mulia.
Ada kalanya dalam hal demikian perlu dorongan dari pemerintah, untuk datang dan melihat langsung kehidupan mereka, agar pemerintah mengerti dan mengetahui bagaimana persoalan tersebut dapat diatasi, dan disamping peran pemerintah. Perlu pula peran dari masyarakat tersebut, agar sadar, tidak berpangku tangan dengan keadaan demikian, dan bertekad untuk bangkit dari keterpurukan demi kesejahteraan hidup.

Sebab yang kedua yakni disharmonisasi antara bapak dan ibu.
Disharmonisasi hubungan antara ayah dan ibu. Ini menjadi sebab kedua kenakalan anak. Disharmonisasi yang terjadi antara ayah dan ibu, misalnya ketika mereka bertengkar dan anak melihat, mendengar, dan menyaksikan orang tuanya bertengkar maka anak pun mempunyai pikiran, gejolak di dalam dirinya, bahwa tiada yang dapat ia jadikan contoh untuk hidupnya. Maka anak akan cenderung untuk pergi meninggalkan rumah, untuk menghilangkan gejolak yang ada pada dirinya anak cenderung akan mencari teman yang dianggapnya nyaman, bisa berbagi keluh kesah, teman yang apabila berkumpul bersama persoalan hidupnya seakan hilang.
Padahal pada saat inilah, saat-saat yang mengkhawatirkan bagi anak tersebut. Hal buruk akan terjadi ketika teman yang dipilihnya ialah teman yang memiliki perangai yang buruk yang jauh dari norma-norma agama. Lambat laun dikhawatirkan anak akan terpengaruhi oleh perangai teman bergaulnya, anak akan mencoba hal-hal yang belum pernah ia lakukan, hal tersebut guna menghilangkan gejolak di dirinya, padahal dengan yang ia lakukan demikian akan membuatnya terjerumus ke dalam kenakalan akan jatuh kedalam akhlak dan kebiasaan yang buruk.
Dalam kitab tarbiyatul aulad fil islam dijelaskan, bahwa cara menanggulangi hal tersebut ialah dengan mencari, memilih pasangan hidup yang baik. Semua itu dimaksudkan untuk menciptakan, menjadikan keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Keluarga yang di dalamnya penuh dengan rasa sayang, penuh dengan rasa cinta. Maka pentinglah bagi seseorang yang sudah mampu untuk melaksanakan pernikahan, untuk mencari, memilih pasangan hidup yang baik agar terciptanya suasasa yang demikian, disamping untuk menghindari perselisihan yang biasa terjadi di dalam sebuah keluarga.

Sebab yang ketiga yakni perceraian.
Perceraian merupakan sebab ketiga yang menjadikan anak menjadi nakal. Perceraian merupakan hal yang boleh, tetapi sangat dibenci oleh Allah SWT. Ketika anak terlahir. Suami dan istri bercerai, maka akan mengakibatkan anak terlunta-lunta, ia akan kehilangan kasih sayang seorang ibu yang merawatnya, ia akan kehilangan seorang ayah yang senantiasa memenuhi kebutuhan hidupnya. Anak tidak lagi memiliki sandaran hidupnya. Sandaran hidupnya ketika ia berkeluh kesah, sandaran hidupnya ketika ia tengah gundah gulana.
Terlebih jika anak ketika orang tua bercerai hidup bersama ibu. Ibu yang ditinggalkan oleh ayah dalam keadaan yang miskin, terpaksa membuat ibu untuk bekerja, berupaya keras untuk memenuhi kebutuhannya dan anaknya, berperan dua peran sekaligus. Sebagai seorang ibu dan sebagai seorang ayah. Ini merupakan peran yang sangat berat. Resiko yang harus dihadapi jika hal tersebut terjadi ialah anak akan cenderung tanpa pengawasan, pergaulannya tidak terawasi. Bayangkan jika anak tersebut ialah perempuan yang bergaul dengan laki-laki yang dianggapnya baik padahal semata-mata lelaki itu bergaul dengannya hanya untuk mendapatkan kesenangan yang diinginkannya. Bayangkan pula, jika anak tersebut ialah laki-laki, dan anak tersebut bermain dengan teman-temannya minum-minuman keras, berjudi, dan berzina. Jika hal ini terjadi, apakah yang dapat diharapkan dari generasi muda untuk kemajuan agama Islam.
Dr. Abdullah Nasih Ulwan menjelaskan bagaimana cara menanggulangi hal demikian yakni dengan memerintahkan kepada pasangan suami istri untuk sama-sama menjalankan hak dan kewajibannya. Diantara hak dan kewajibannya yakni istri mentaati suami dengan cara yang baik, istri menjaga harta suami dan memelihara kehormatan dirinya, apabila suami ingin menggauli istri, maka istri tidak menolaknya, suami berkewajiban memberikan nafkah kepada anak-anak dan istri, apabila ada suatu permasalahan maka diadakan musyawarah, suami tidak melihat dan membicarakan kekurangan istri begitu juga sebaliknya, suami memperlakukan istrinya dengan cara yang baik, dan suami ikut berperan bersama istri di dalam pekerjaan rumah.
Itulah hak dan kewajiban suami dan istri, yang apabila di patuhi, dilaksanakan insyaallah akan tercipta keluarga yang sakinah, mawaddah dan warahmah. Keluarga yang penuh dengan hangatnya cinta, kasih dan sayang di dalamnya.

Sebab yang keempat yakni waktu senggang yang menyita masa anak dan remaja.
Waktu senggang yang menyita masa anak dan remaja menjadi faktor keempat yang menjadi sebab kenakalan remaja. Waktu senggang/kosong yang dimiliki oleh anak dan remaja jika tidak diatur dengan menajemen yang baik maka bisa terjadi hal-hal atau kegiatan yang sama sekali tidak memiliki manfaat apapun untuk anak terlebih untuk orang lain. Lebih-lebih jika anak merasa kesulitan disaat ingin bermain misal, maka anak akan mencari aktivitas-aktivitas lainnya, maka bukan tidak mungkin akan terjadi interaksi atau komunikasi dengan teman yang dianggapnya baik, padahal teman yang tidak baik. Jika hal ini terjadi maka dapat membawa anak ke hal-hal yang tidak baik.
Dijelaskan di dalam kitab tarbiyatul aulad fil Islam, bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda : “(Berlatihlah) memanah dan menunggang kuda. (Tetapi), memanah itu lebih aku sukai daripada menunggang kuda” (H.R. An-Nasa’i dan At-Tirmidzi).
Masih banyak petunjuk-petunjuk yang diarahkan oleh Nabi teruntuk orang tua di dalam mendidik anaknya. Jika orang tua, menerapkan pendidikan yang diperintahkan oleh Agama Islam, maka waktu senggang yang ada dapat dimanfaatkan oleh anak dengan hal-hal yang positif yang bermanfaat untuk dirinya, dan akhirnya anak terhindar dari hal-hal yang negatif yang diakibatkan karena tidak mampu mengatur waktu senggang dengan baik.

Sebab yang kelima yakni pergaulan negatif dan teman yang jahat.
Salah satu sebab yang menjadikan anak menjadi nakal ialah pergaulan negatif dengan teman-teman yang jahat atau tidak baik. Pergaulan menjadi faktor yang besar pengaruhnya untuk anak. Terlebih jika aqidah anak masih lemah maka anak akan mudah terombang ambing, begitupun dengan sifat/tabiatnya akan cepat terpengaruh dengan temannya. Maka tidak heran jika nantinya anak akan terbiasa melakukan perbuatan-perbuatan keji, seperti berbohong, mencuri, berjudi, bahkan bisa memperkosa atau membunuh.  Jika sudah terjadi hal demikian, maka akan sulit untuk mendidik anak dan mengarahkannya ke jalan yang benar/baik yang diridhai oleh Allah SWT.
Allah SWT berfirman : “Dan (ingatlah) hari (ketika) orang yang dzalim menggigit kedua tangannya, seraya berkata aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besarlah bagiku, ketika aku sewaktu itu tidak menjadikan si Fulan itu sebagai temak akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Qur’an ketika Al-Qur’an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (Q.S.Al-Furqan:27-29).
Nabi Muhammad SAW bersabda: “Seseorang itu akan terpengaruh agama temannya. Oleh karena itu, hendaklah salah seorang diantara kamu memperhatikan siapa temannya itu. (H.R.At-Tirmidzi).
“Jauhilah olehmu teman yang buruk. Karena sesungguhnya engkau akan dikenal dengan (keburukan). (H.R.Ibnu Asakir).
Jika petunjuk-petunjuk yang mulia ini dapat diterapkan oleh pendidik baik itu orang tua di rumah, maupun guru di sekolah, maka insyaallah akhlak, perilaku, sifat anak akan mulia, sehingga anak akan mampu memberikan kebanggaan baik untuk orang tua, bangsa maupun agama.

Sebab yang keenam yakni buruknya perlakuan orang tua terhadap anak.
Sebab selanjutnya yang menyebabkan perilaku anak menjadi nakal ialah buruknya perlakuan orang tua. Orang tua yang memperlakukan anaknya dengan perlakuan yang buruk, misalnya dengan memukul tanpa alasan, berkata-kata kasar, dan lain sebagainya memiliki dampak negatif baik fisik maupun psikis terhadap anak. Perlakuan tersebut lambat laun akan mempengaruhi anak, menjadikan anak lebih berani terhadap orang tua, timbul dalam dirinya rasa sesal yang menggelora, bahkan bukan tidak mungkin anak dapat meninggalkan rumah demi menyelamatkan dirinya dari siksa orang tua, lebih buruk lagi anak dapat membunuh orang tuanya.
Agama Islam mengajarkan kepada pengikutnya terutama dalam hal ini orang tua dan anak untuk dapat berlaku baik, memiliki akhlak yang baik, menahan amarah, bersikap lemah lembut, agar orang tua  dapat mendidik anaknya untuk berbakti kepadanya.
Allah SWT berfirman : “Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu”. (Q.S.Ali-Imran:159).
Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah menyukai kelemah-lembutan di dalam segala hal”.
Itulah salah satu petunjuk yang mudah-mudahan dapat dilaksanakan terutama untuk orang tua agar dapat mendidik anaknya dengan pendidikan yang baik, sehingga anak dapat mewarisi pendidikan luhur yang telah diajarkan oleh orang tuanya.

Sebab yang ketujuh yakni film – film sadis dan porno.
Sebab berikutnya yang menjadikan perilaku anak menjadi nakal ialah film-film sadis dan porno. Film-film sadis dan porno yang dilihat, ditonton oleh anak dapat mempengaruhi anak. Apa yang anak tonton akan terekam dalam memori ingatan jangka panjangnya, hal inilah yang berbahaya dan dapat merusak anak tersebut. Bayangkan saja jika anak menonton film-film yang sadis, kejam, itu akan terekam dalam ingatannya dan bukan tidak mungkin anak akan mencoba untuk memperagakan apa yang telah di tontonnya. Dan juga apabila anak menonton film-film dewasa, konten-konten dalam film tersebut dapat mendorong hormon dalam diri anak sehingga anak akan memiliki rasa ingin untuk melakukan seperti apa yang telah ia tonton.
Maka tidak heranlah. Jika, banyak berita-berita yang ditayangkan baik di televisi maupun di surat-surat kabar yang memberitahukan tentang, pembunuhan, mutilasi bahkan tindak pemerkosaan yang dilakukan oleh anak-anak. Jika sudah demikian maka apa yang dapat diharapkan dari anak.
Agama Islam telah memerintahkan kepada orang tua untuk mengarahkan dan mengawasi anak-anaknya.
Allah SWT berfirman : “Hai orang-orang yang beriman, perihalarah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. (Q.S.At-Tahrim:6).
Mudah-mudahan orang tua sebagai pendidik langsung dan utama untuk anak dapat mengawasi anak-anaknya dari bahaya menonton film-film sadis dan porno.

Sebab yang kedelapan yakni pengangguran di dalam masyarakat.
Sebab kedelapan yang membuat anak memiliki perangai yang buruk ialah pengangguran di dalam masyarakat. Pengangguran di dalam maayarakat bisa menimbulkan pengaruh yang negatif untuk anak. Misalnya, ada seorang bapak yang mempunyai istri dan anak, akan tetapi ia sulit untuk menemukan pekerjaan yang dapat digunakannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal tersebut dapat berpengaruh untuk keluarganya, keluarganya menjadi terlunta-lunta, meminta-minta anak-anak cenderung menjurus ke kenakalan. Bahkan bisa lebih buruk jika keluarga tersebut malah mencari uang dengan pekerjaan yang haram, seperti mencuri, merampas, merampok dan lain-lain.
Untuk mengatasi pengangguran karena sulitnya mencari pekerjaan ada dua bentuk pencegahan : 1). Negara membuka lapangan pekerjaan, 2). Masyarakat membantu membuka lapangan pekerjaan.
Untuk mengatasi pengangguran karena disebabkan rasa malas untuk tidak mau bekerja, sedangkan kemampuan untuk bekerja itu ada maka pemerintah perlu memberikan penyuluhan kepadanya.
Sayyidina Umar bin Khattab R.A berkata : “Janganlah salah seorang dari kamu duduk berpangku tangan tidak mau mencari rezeki dan hanya berkata, ‘Ya Alloh, berilah aku rezeki’, sedangkan ia mengetahui bahwa langit itu tidak akan menurunkan hujan dan emas”.

Sebab yang kesembilan yakni keteledoran orang tua terhadap pendidikan anak.
Sebab selanjutnya yang menyebabkan anak menjadi nakal ialah keteledoran orang tua terhadap pendidikan anak. Orang tua yang tidak memperhatikan pendidikan anaknya dan menghiraukan anaknya maka apa yang dapat diharapkan dari anaknya. Orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anaknya. Misalnya seorang ibu, tengoklah sebuah syair yang yang dituliskan oleh seorang penyair yang cerdas : “Ibu adalah seseorang, yang apabila kamu mempersiapkannya, berarti engkau telah mempersiapkan suatu bangsa yang mempunyai akar-akar yang baik”.
Sangat miris apabila menyaksikan ada orang tua yang lepas tangan terhadap kewajiban untuk anaknya. Maka menurut penulis benar apa yang dikatakan oleh seoarang penyair : “Bukanlah anak yatim itu adalah anak yang kedua orang tuanya telah selesai menanggung derita hidup (mati) dan meninggalkannya sebagai anak yang hina. Tetapi anak yatim itu adalah anak yang mendapatkan seorang ibu yang menelantarkannya atau seorang ayah yang sibuk tidak menghiraukannya”.
Rasulullah SAW bersabda : “Seorang laki-laki itu adalah pengembala (pemimpin) di dalam keluarganya dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya (yang dipimpinnya). Dan seorang wanita adalah pengembala (pemimpin) di dalam rumah suaminya dan ia bertanggung jawab terhadap gembalaannya (yang dipimpinnya). (H.R. Bukhari dan Muslim)
“Didiklah anak-anak kamu dengan pendidikan yang baik. (H.R.Ibnu Majah).
Dari perintah-perintah yang telah disebutkan diatas, mudah-mudahan orang tua dapat memperhatikan pendidikan untuk anaknya, agar anak-anak dapat memiliki sifat yang luhur, akhlak yang baik dan menjadi anak kebanggaan orang tua, agama, nusa dan bangsa.

Dan yang terakhir yakni bencana keyatiman.
Faktor terakhir yang menjadi sebab kenakalan anak ialah bencana keyatiman. Anak yatim, anak yang ditinggalkan (mati) ayahnya, jika tidak mendapatkan seseorang yang mengasihaninya, menyayanginya, mengangkat derajatnya dan menutupi kebutuhannya maka secara perlahan-lahan anak akan mengarah kepada tindak kenakalan, bahkan kejahatan.
Agama Islam memerintahkan kepada wali dan orang yang mengurusi anak yatim untuk berlaku baik terhadap mereka, bertanggung jawab dan mengawasinya. 
Allah SWT berfirman : “Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim, katakanlah mengurus urusan mereka secara patut dan baik, dan jika kamu bergaul dengan mereka, maka mereka adalah saudaramu”. (Q.S.Al-Baqarah:220).
“Adapun terhadap anak yatim, maka janganlah kamu berlaku sewenang-wemang”. (Q.S.Ad-Dhuha:9).
Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang meletakkan tangannya diatas kepala seorang anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka Allah akan menuliskan satu kebaikan bagi setiap rambut yang dilalui oleh tangannya. (H.R.Ahmad dan Ibnu Hibban).
Masih banyak lagi perintah Allah SWT dan petunjuk Nabi Muhammad SAW yang menunjukkan bahwa memelihara anak yatim itu hukumnya wajib baik bagi kerabat dekat maupun kerabat jauh. Jika mereka dalam keadaan fakir miskin, lemah. Maka wajib bagi negara untuk memberikan pendidikan dan santunan kepadanya.

Itulah sepuluh sebab-sebab kenakalan pada anak dan remaja yang penulis dapat jelaskan dari karya seorang ulama yang cerdas Dr. Abdullah Nasih Ulwan dalam kitab tarbiyatul aulad fil Islam yang telah diterjemahkan oleh Drs Jamaluddin Miri, Lc. Mudah-mudahan penulis maupun pembaca dapat mengamalkan apa yang telah dijelaskan di atas, dan apa yang telah dijelaskan menjadi ilmu yang bermanfaat dan berkah untuk kita semua. 
Aamiin ya rabbal ‘alamiin...

Comments

Pembahasan Kisi-Kisi IPA Kelas VII Semester Genap TA 2018/2019

Materi SKI Kelas XI Semester 2

Bab 5 Proses Lahirnya dan Fase-Fase Pemerintahan Bani Abbasiyah Proses Lahirnya Abbasiyah Lahirnya Bani Abbasiyah tahun 750 M, adalah peran besar dari keturunan Hasyim yang bernama Abu Abbas. Nama Abbasiyah yang dipakai untuk nama bani ini adalah di ambil dari nama bapak pendiri Abbasiyah yaitu Abas bin Abdul Mutalib paman Nabi Muhammad Saw. Proses lahirnya Abbasiyah di mulai dari kemenangan Abu Abbas assafah dalam sebuah perang terbuka (al-Zab) melawan khalifah Bani Umayyah yang terakhir yaitu Marwan bin Muhammad. Abu Abbas diberi gelar assafah karena dia pemberani dan dia mampu memainkan mata pedangnya kepada lawan politiknya. Semua lawan politiknya di perangi dan di kejar-kejar, diusir keluar dari wilayah kekuasaan Abbasiyah yang baru yang baru direbut dari Bani Umayyah I. Berdirinya Bani Abbasiyah tahun 750 M berarti secara formal semua wilayah kekuasaan Islam berada di bawah pemerintaan Abbasiyah termasuk semua bekas wilayah Bani Umayyah I kecuali wilayah Bani Umayyah ya

Makalah Pendidikan Karakter

Pendidikan Karakter Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas individu   pada mata kuliah “Psikologi Pendidikan” Dosen Pengampu : Dr. Hj. Sururin, M.Ag. Disusun oleh : Muhammad Fahmi Dzajuli      (11150110000032) SEMESTER III JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Pendidikan karakter bukanlah pendidikan yang berbasis hafalan. Pendidikan karakter merupakan pendidikan perilaku yang terbentuk dari kebiasaan dan keteladanan para pendidik, orang tua, para pemimpin, dan masyarakat yang merupakan lingkungan luas bagi pengembangan karakter anak. Sekolah adalah lembaga yang memikul beban untuk melaksanakan pendidikan karakter. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun   2003 pasal 1 dinyatakan bahwa tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian, dan akhlak mulia. Pend

Kata Kerja Operasional (KKO) Revisi Taksonomi Bloom

KATA KERJA OPERASIONAL (KKO) REVISI TAKSONOMI BLOOM 1A)     RanahKognitif (Anderson, L.W. dan Krathwohl, D.R. : 2001) Taksonomi Bloom Lama C1 (Pengrtahuan) C2 (Pemahaman) C3 (Aplikasi) C4 (Analisis) C5 (Sintesis) C6 (Evaluasi) Taksonomi Bloom Revisi C1 (Mengingat) C2 (Memahami) C3 (Mengaplikasikan) C4 (Menganalisis) C5 (Mengevaluasi) C6 (Mencipta) Mengingat (remember) Memahami (Understad) Mengaplikasikan Apply) Menganalisis (Analyze) Mengevaluasi (Evaluate) Mencipta (Create) Mengutip Menebitkan Menjelaskan Memasagkan Membaca Menamai Meninjau Mentabulasi Memberikode Menulis Menytakan Menunjukkan Mendaftar Menggambar Membilang Mengidentifikasi Menghafal Mencatat Meniru Memperkirakan Menceritajan Merinci Megubah

Pembahasan Kisi-Kisi IPA Kelas VII Semester Genap

PEMBAHASAN PENILAIAN AKHIR TAHUN MADRASAH TSANAWIYAH TINGKAT PROVINSI JAWA BARAT Tahun Pelajaran            : 2018/2019 Mata Pelajaran            : IPA Kelas/Semester             : VII/Genap Alokasi Waktu            : 120 Menit Jumlah Soal                  : 40 Soal (35 Soal pilihan ganda, 5 soal uraian) Pembahas                    : Muhammad Fahmi Dzajuli Website                       : muhammadfahmidzajuli.blogspot.com Catatan : Pembahasan ini dibuat berdasarkan dari Kisi-Kisi PAT MTs Tingkat Provinsi Jawa Barat. بِسْÙ…ِ اللَّÙ‡ِ الرَّØ­ْÙ…َÙ†ِ الرَّØ­ِيمِ No Soal Indikator Soal dan Pembahasan 1 Menunjukkan organisme dari tingkat terkecil secara berurutan. Jawab: Sel – Jaringan – Organ – Sistem Organ – Individu. 2 Bagian sel tumbuhan yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Jawab: Vakuola 3 Membedakan jaringan yang dimiliki hewan dan tumbuhan. Jawab: Ja

Daftar Nilai PTS IPA Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Depok

Daftar Nilai PTS IPA Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2019/2020 Madrasah Tsanawiyah Al-Husna Silahkan klik disini

Makalah Poligami, Perjanjian Perkawinan dan Kawin Hamil

Poligami, Perjanjian Perkawinan dan Kawin Hamil Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok dan akan dipresentasikan pada mata kuliah “Fiqih Munakahat dan Mawaris”   Dosen Pengampu : Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA Disusun oleh : Muhammad Fahmi Dzajuli               (11150110000032) M. Rifqi Hamzah Herlambang           (11150110000111) Mara Cindy Dianantifa                      (11150110000138) SEMESTER III JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016 BAB I PENDAHULUAN A.     Latar Belakang Berbicara tentang poligami, merupakan polemik tersendiri bagi umat muslim di seluruh dunia. Bahkan hal ini tidak jarang menjadi sorotan bagi ulama-ulama, para fuqoha, dan sebagainya. Seyogyanya mereka telah mengetahui bahwa poligami juga salah satu syari’at yang diajarkan di dalam Islam, dan telah dipaparkan di dalam ilmu fiqh dan ushul fi

Kisah Lucu : Ketika Sayyidina Umar bin Khattab dibuat Geram oleh Amr bin Ash

Ada hadits Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam... "Barangsiapa yang taat kepadaku berarti dia taat kepada Allah. Dan barangsiapa durhaka kepadaku berarti dia durhaka kepada Allah. Barangsiapa yang taat kepada pemimpin yang aku tunjuk maka dia taat kepadaku. Dan barangsiapa yang durhaka kepada pemimpin yang aku tunjuk berarti dia durhaka kepadaku". Terkait hadits di atas, ada kisah yang menarik di zaman sahabat Begini kisahnya... Seorang sahabat Nabi bernama Amr bin Ash radiyallahu’anhu. Beliau ini dulu musuh Islam. Setelah beliau masuk Islam tiga bulan, kemudian Nabi shalallahu’alaihi wasallam membentuk pasukan untuk menyerang salah satu suku besar arab yang memang dasarnya mau menyerang madinah. Amr bin Ash baru masuk Islam tiga bulan, oleh Nabi shalallhu’alaihi wasallam langsung ditunjuk jadi pemimpin pasukan. Dan di dalam pasukan itu ada Abu Bakar, ada Umar bin Khattab, ada Utsman bin Affan, ada Ali bin Abi Thalib, ada Zubai bin Awwam dan Sahabat mulia lainnya.

KISI-KISI PTS IPA KELAS 7 SEMESTER 1

Isian 1. Ditunjukkan tabel yang terdiri dari besaran, satuan dan alat ukur. Peserta didik dapat menentukan pasangan besaran, satuan dan alat ukur yang benar. 2. Peserta didik dapat mengetahui disebut apakah pengukuran besaran yang jika diulang pengukurannya oleh orang lain hasilnya tidak sama. 3. Peserta didik dapat mengetahui ketelitian alat ukur waktu (jam, stopwatch). 4. Disebutkan beberapa alat ukur. Peserta didik dapat menentukan alat ukur tersebut termasuk alat ukur untuk mengukur apa. 5. Peserta didik dapat menganalisis. Jika ada permasalahan seseorang melakukan kegiatan pengukuran dengan menggunakan alat ukur (depa, hasta, tali) pasti terjadi perbedaan hasil pengukuran. Mengapa hal ini dapat terjadi dan disebut apakah satuan tersebut. 6. Disajikan gambar stopwatch. Peserta didik dapat menentukan waktu yang ditunjukkan oleh stopwatch. 7. Disajikan sebuah gambar neraca. Peserta didik diminta untuk menentukan besar massa benda yang diminta. (cara : massa benda-(beban

Materi Perkuliahan Pengembangan Kurikulum

MATERI PERKULIAHAN 1.       Kurikulum dalam Pendidikan a.       Kurikulum dalam UU UU No. 20   tahun 2003 pasal 1 ayat 9 : “Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang di gunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan”. b.       Kurikulum sebagai Mata Pelajaran Kurikulum sebagai mata pelajaran pada hakikatnya adalah kurikulum yang berisikan bidang studi. Sejumlah mata pelajaran yang harus di tempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. c.        Kurikulum sebagai Rencana Kurikulum harus di susun sedemikian rupa agar tujuannya dapat tercapai. Semua kesempatan dan kegiatan yang akan dan perlu dilakukan oleh siswa direncanakan dalam suatu kurikulum. d.       Kurikulum sebagai Hasil Belajar Kurikulum sebagai hasil belajar menunjukkan pergeseran kurikulum dari sebagai alat menjadi tujuan. Ini berarti bahwa kurikulum ide

Tugas IPA KBM di Rumah

TUGAS IPA KELAS 7 DAN 8 Bagi siswa/i kelas 7 Silahkan klik disini Bagi siswa/i kelas 8 Silahkan klik disini